Profil mesjid tertua di beijing sejarah mesjid niujie

Masjid Niujie mulai dibangun pada tahun 996, pada masa Dinasti Liao dan Song. Masjid tertua di ibukota Cina ini terletak di Xuanwu, kawasan dengan penduduk Muslim terbanyak di Beijing, sekitar 10.000.

Mesjid ini dilanjutkan pembangunannya pada tahun 1441 pada saat Dinasty Ming dan diperluas pada masa Dinasty Qing pada tahun 1696. Masjid yang dinamakan Niujie karena terletak di jalan (jie) sapi (niu), atau jalan sapi, terdiri dari ruang sholat utama, tempat wudhu, menara dengan paviliun di masing-masing sisi yang digunakan untuk kantor, perhiasan dan tempat pengajian, ruang sholat perempuan dan juga ruang pameran.
Mesjid Niujie terbuka untuk pengunjung umum dan saat ini merupakan salah satu masjid utama dari lebih seratus di Beijing.
Ruang sholat utama masjid ini dapat menampung beberapa ribu orang. Masjid ini penuh terutama pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Selain masyarakat di seputar kawasan Xuanwu, masjid ini juga banyak dikunjungi warga Muslim dari kawasan lain di Cina.
Namun pengunjung non muslim dilarang memasuki ruang sholat utama dan mereka hanya bisa memasuki bagian lain di kompleks ini.
Di Beijing saat ini terdapat lebih dari seratus mesjid. Kompleks masjid mencakup 6.000 meter persegi dan dibangun berdasarkan struktur kekaisaran Cina dengan dekorasi perpaduan Cina, Arab.

Bangunan masjid Niujie ini memadukan dekorasi Arab dan Cina.
Gedung di dalam kompleks ini dibangun dengan gaya arsitektur Cina karena saat akan membangun di tahun 996 penguasa melarang umat muslim membangun gedung yang tidak mempergunakan arsitektur bangunan tradisional Cina.
Namun di bagian dalam gedung di dalam kompleks masjid ini budaya Arab sangat kental terasa.
Tulisan kaligrafi yang terukir di kayu-kayu penonggak gedung sangat mendominasi dekorasi bagian dalam masjid.
Namun struktur bangunan tradisional Cina masih dipertahankan hingga ke dalam masjid, seperti pintu khas arsitektur Cina.

Pada awalnya, antara tahun 1068 dan 1077, para ulama Arab mempergunakan menara ini untuk menyimpan berbagai dokumen.
Pada tahun 1496 menara yang disebut “xuanlilou” atau “huanlilou” direnovasi dan sejak saat itu digunakan para imam untuk mengumandangkan azan memanggil warga untuk sholat.
Masjid ini beberapa kali direnovasi sejak negara Republik Rakyat Cina berdiri pada tahun 1949. Renovasi itu terjadi tahun 1955, 1979 dan 1996.
Renovasi terakhir dilakukan sejalan dengan penyelenggaraan Olimpiade 2000 ketika Beijing menjadi tuan rumah.
Renovasi dilakukan karena Masjid Niujie terdaftar sebagai situs warisan budaya Cina dan imam masjid ini mendapat pendidikan dari sekolah Islam terbesar milik pemerintah Cina.

Masjid Niujie direnovasi tiga kali sejak tahun 1949, masing-masing pada tahun 1955, 1979 dan yang terakhir tahun 1996. Renovasi ini mencakup membangun tempat wudhu untuk wanita, ruang pameran dan ruang depan untuk pengunjung umum.
Setiap hari masjid ini dikunjungi sekitar 200 jamaah dan untuk sholat Jumat biasanya jumlah warga membengkak menjadi 700 orang. Sementara untuk Idul Fitri lebih dari 2.500 jamaah yang datang.
Ruang pameran ini terdiri dari barang-barang peninggalan para imam, termasuk al Quran, maket masjid, foto-foto kegiatan, para imam serta sejumlah cendera mata dari para tamu asing yang mengunjungi masjid, termasuk di antaranya dari delegasi anggota MPR Indonesia.
Penjelasan secara tertulis dalam ruang pameran ini dalam tiga bahasa, Inggris, Cina dan juga bahasa Arab.
Tampak luar sebagian besar masjid di Cina menyerupai kuil-kuil, seperti halnya Niujie. Namun di Cina barat, mirip dengan masjid di Iran dan Asia Tengah dengan menara lebih ramping.
Di kawasan barat laut Cina, masjid yang dibangun oleh kelompok etnik Hui, arsitek masjid merupakan kombinasi antara timur dan barat.
Pada saat Idul Fitri, masjid ini dihiasi dengan ucapan Selamat Hari Raya dalam bahasa Cina dan Arab.
Ribuan umat Islam mendatangi masjid ini dan antri lama untuk membeli berbagai makanan yang dijual di pekarangan masjid.

Di dalam masjid ini terdapat dua makan Imam asal Persia, Imam Ahmad Burdani dan Imam Ali, yang masing-masing meninggal tahun 1320 dan 1283.
Islam dibawa ke wilayah Cina oleh para pedagang asal Arab yang memanfaatkan jalur sutra untuk keperluan bisnis mereka.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa misi Islam resmi pertama ke Cina dilakukan oleh paman Nabi Muhammad SAW pada tahun 650.
Dalam kunjungan itu kaisar Cina diminta untuk menerima Islam dan sebagai balasan kekaguman akan Islam kaisar Yung Wei memerintahkan pembangunan masjid pertama di Cina.
Masjid di kota Canton ini dianggap sebagai masjid tertua di Cina dan hingga kini masih berdiri megah di kota itu.

No comments:

Adbox

@templatesyard